Kali ini saya akan mereview salah satu anime movie yang rilis pada tahun 2018 yaitu Maquia:
Sayonara no Asa ni Yakusoku no Hana o Kazarou, atau dalam bahasa inggris Maquia:
When The Promised Flower Blooms. Anime ini ditulis oleh salah satu penulis
terkenal dinegeri sakura yaitu Mari Okada.. FYI Mari Okada merupakan penulis
skenario anime super baper Anohana yang rilis tahun 2011. Maquia: Sayonara no
Asa ni Yakusoku no Hana o Kazarou merupakan film perdana dari penulis Mari
Okada dengan diproduseri oleh P.A. Works , film ini berdurasi 155 menit dan
sudah tayang di jepang pada tanggal 24 Februari
2018 dan tayang perdana di luar jepang pada tanggal 4 Maret 2018 lalu di
Glasgow Film Festival.
Film Maquia: Sayonara no Asa ni Yakusoku no Hana o Kazarou
ini sendiri dimulai dari kisah kehidupan damai kaum lorph yang hidup dengan
tenang di tempat asalnya, kaum lorph adalah kaum yang memiliki bentuk fisik sama seperti
manusia biasa, namun masa hidupnya bisa beradab abad dan pertumbuhannya
berhenti saat masa remaja. Kaum lorph terkenal memilki wajah yang cantik dan
tampan mereka menghabiskan hidupnya
dengan menenun kain Hibiol, salah satu ciri khas fisik yang dimiliki kaum lorph
adalah rambut mereka yang berwarna pirang dan mereka tinggal di desa yang jauh
dari jangkauan manusia.
Kedamaian mereka terusik ketika mezarte (manusia)
datang menyerang dan mencoba menculik salah satu dari kaum lorph untuk
dijadikan wadah (ibu) untuk penerus tahta kerajaan, mereka berharap penerus
kerajaan adalah seorang yang awet muda dan memilki umur yang panjang layaknya
kaum lorph. Maquia adalah salah satu kaum lorph yang berhasil selamat dari serangan mezarte dan tidak sengaja pergi ke
desa manusia dan menemukan seorang bayi laki-laki ditengah hutan Maquia pun
memutuskan untuk merawat bayi itu yang kemudian diberi nama Ariel. Keputusan
besar Maquia itu telah membawanya kepada takdir yang merubah kehidupannya. Perjalanan
Maquia dalam membesarkan Ariel inilah yang menjadi fokus utama film berdurasi
155 menit ini.
Studio animasi P.A Works sebagai studio yang menggarap anime
ini berhasil menggugah hati para penonton dengan kisah penuh makna yang
dihantarkan ke dalam benak dan hati penonton dalam berbagai sentuhan indah yang
disajikan, mulai dari background di tiap scene yang ada dan dari segi
visualnya kita dimanjakan dengan dunia
fantastik yang digambarkan dengan indah dan detail. Contohnya pada saat scene
menenun diperlihatkan dengan sangat detail sehingga kita bisa melihat proses
secara jelas bahkan tiap benang bisa terlihat dengan paduan warna yang memukau
serta dibarengi dengan background yang indah dan musik yang mengalun di dalam
adegan-adegannya pun di samping indah, juga semakin menguatkan kesan yang didapatkan
dalam ceritanya.
Animasi yang halus dapat terlihat ekspresi di setiap karakter
yang aktif berubah di berbagai scene, terutama ekspresi Maquia yang terlihat
imut baik saat sedih maupun bahagia. Selain Maquia dan Ariel sebagai main
character beberapa karakter lain seperti Leila, krim, dan lang juga mempunyai
andil penting dalam perkembangan cerita, jadi walau hanya sebagai supporting
character tapi semuanya sukses membangun cerita yang mengalir dan mnyentuh hati.
Anime ini menggunakan alur maju yang bisa dibilang cukup ngebut karena harus
merangkum jalan cerita dalam kurun waktu antara 20 hingga 70 tahun, jadi ada
banyak time skip yang dilakukan untuk memenuhi durasi tayang yang pas, karena
tempo cerita yang cukup cepat penonton
harus jeli sebab beberapa poin penting dalam cerita tidak mengalami
pengulangan. Walau alur ceritanya maju tapi pada akhir anime kita disuguhi
dengan flashback yang super baper sebagai ending yang sempurna membuat kita
bisa merasakan emosi yang juga dirasakan oleh Maquia bagi kalian yang mudah
terharu, siapkan tisu kalian saat menonton ya!.
Seperti pendahulunya “Anohana”, anime Maquia: Sayonara no
Asa ni Yakusoku no Hana o Kazarou ini termasuk anime super baper yang patut
kalian tonton, anime ini benar-benar menyajikan alur cerita yang dengan sangat
baik tentang bagaimana perjuangan seorang ibu tidaklah mudah dalam membesarkan
seorang anak. Anime ini menggambarkan bahwa perpisahan pasti terjadi, namun
tidak semua perpisahan menjadi sedih karena ada perpisahan yang penuh dengan
cinta.
Yoshhh… Cukup sekian review dari saya, sampai jumpa di
review jejepangan selanjutnya!
0 Komentar